Monday, October 09, 2006

Pendakian Cepat Semeru


" Perasaan terkuat tentang keberadaan kumiliki ketika melalui
hambatan dan pengerahan tenaga yang paling ekstrem,
aku mencapai batas-batas kemungkinan manusia,
dan berusaha mendorong batasan ini terus melebar."
- Reinhold Messner -
Mendaki gunung bagaikan candu, yang memberikan efek tidak pernah puas kepada para peminatnya, terutama bagi para pendaki sejati. Pendaki gunung yang serius selalu ingin mencari tantangan-tantangan dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.
Setelah mendaki secara solo di Semeru bulan Maret yang lalu, aku ingin mendaki lagi dengan cara yang berbeda. Terinspirasi dengan apa yang dilakukan Gary Scott, yaitu mendaki Mc Kinley hanya dalam waktu 18,5 jam, yang ditulisnya dalam "Everest In Your Life", aku tertantang untuk menguji diri sendiri di Semeru.
Sabtu siang tanggal 12 Agustus 2006, seorang teman dari GOVA mengajak bergabung untuk mendaki Semeru. Tanpa berpikir lama aku segera menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dan berangkat malam itu juga ke Malang dengan naik kereta api Matarmaja. Kami bertiga sampai di Malang kemudian bergabung lagi dengan teman-teman di sana hingga menjadi 8 orang. Kami memulai pendakian tanggal 14 Agustus menjelang siang hari. Karena perbedaan kemampuan fisik, perjalanan kami lakukan dengan santai dan sering berhenti untuk istirahat.
Seperti kebanyakan pendaki yang lain kami berkemah di Ranu Kumbolo semalam. Sampai saat itu tidak ada satupun anggota yang tahu tentang 'misi' pribadiku. Ketika siangnya teman-teman yang lain ingin melanjutkan perjalanan ke pos Kalimati aku memutuskan untuk tetap tinggal dan akan bergabung malamnya untuk pendakian ke puncak.
Beberapa saat setelah semua teman berangkat, aku juga meninggalkan tendaku untuk kembali ke Ranupane. Perlu waktu 2,5 jam untuk mencapai pos Ranupane. Di Ranupane aku beristirahat selama dua jam lebih. Suasana ramai oleh para pendaki baik yang sudah turun maupun akan mendaki.
Pukul 19.00 aku sudah siap melakukan pendakian langsung ke puncak. Berjalan dengan kecepatan yang stabil menembus kegelapan malam dengan diterangi head lamp. Sesekali melewati beberapa kelompok pendaki yang menuju ke Ranu Kumbolo. Pukul 21.45 aku sampai di tenda yang kutinggalkan dan beristirahat selama setengah jam. Kembali berjalan sendiri mendaki Tanjakan Cinta tanpa berhenti sedikitpun, kemudian melintasi Oro-oro Ombo dan akhirnya masuk dalam kelebatan hutan. Hanya sekali melewati 3 orang pendaki yang juga akan menuju ke puncak. Tepat tengah malam aku sampai di Kalimati, bergabung dengan beberapa orang Ranger yang sedang menghangatkan tubuh di dekat api unggun.
Kemudian aku mencari tenda teman-teman yang sudah ada di situ, mereka juga sedang bersiap-siap melakukan Summit Attack. Aku menghabiskan waktu sekitar satu jam untuk menunggu yang lain siap sambil beristirahat memulihkan tenaga. Setelah semua siap kami memulai pendakian terakhir ke Puncak Mahameru. Banyak juga pendaki yang muncak sehingga menimbulkan antrian yang lumayan panjang. Karena mengejar target waktu 10 jam yang kuciptakan sendiri, lama-kelamaan aku meninggalkan teman yang lain jauh di belakang. Akibat perjalananku sebelumnya, aku merasakan energiku benar-benar terkuras. Suasana sudah menjadi agak terang bertanda matahari mulai terbit, jam juga menunjukkan angka lima lebih, batasan waktu yang kubuat tidak tercapai, tapi aku tetap berusaha mengerahkan sisa-sisa tenagaku.
Tepat matahari terbit, yaitu pukul 05.30 aku mencapai Puncak Mahameru dengan tubuh lemah lunglai. Ingin rasanya duduk istirahat, tapi kencangnya tiupan angin menyebabkan suhu udara sangat dingin. Mau tidak mau aku harus terus bergerak agar tidak terserang hypothermia. Hampir setengah jam kemudian baru teman-temanku sampai, setelah mengambil beberapa gambar dan puas menikmati pemandangan kami mulai bergerak turun. Baru saat itulah aku merasakan kelelahan yang amat sangat, sehingga hampir tidak punya tenaga untuk turun.
Meskipun gagal mencapai target waktu, aku sedikit puas dapat mendaki Semeru dalam waktu yang relativ singkat 10,5 jam. Aku tidak tahu persis apakah waktuku merupakan rekor tercepat atau bukan, karena belum ada catatan resminya. Aku berkeinginan suatu saat nanti membuat catatan waktu yang lebih baik lagi, dan berharap menciptakan rekor resmi. Tentu saja aku membutuhkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home


Free Hit Counter