Saturday, October 07, 2006

Pendakian Solo Bromo, Tengger, Semeru





"Mencapai puncak gunung manapun dianggap kurang penting dibanding dengan cara seseorang mencapainya. Tidak ada pendaki yang lebih di kagumi selain para pendaki solo, para pemimpi yang mendaki sendirian". ( Into Thin Air; Jon Krakauer )

Aku mendaki Semeru pertama kali Agustus 2001, di awal-awal menjalani hobi mendaki gunung, menjadi satu diantara ribuan orang yang mencapai puncaknya.
Ada satu kisah petualangan yang begitu mengusik hatiku, yaitu tentang pendakian solo di Everest yang dilakukan seorang Maestro Himalaya yaitu Reinhold Messner pada tahun 1980. Messner melakukan pendakian tanpa oksigen tambahan dan tanpa bantuan siapapun. Suatu prestasi yang sulit disaingi siapapun.

Tiba-tiba saja aku ingin melakukan seperti yang dilakukan Messner, meskipun hanya di gunung tertinggi di Pulau Jawa, gunung yang masih jauh di bawah standar pendakian kelas dunia. Itu menjadi obsesiku selama beberapa bulan, dan sepertinya tidak ada tempat untuk lari dari keinginan itu.

Bulan Maret tekadku sudah bulat, aku berangkat ke Malang, tapi menurut informasi sepanjang musim penghujan pihak TNBTS menutup kawasan Semeru untuk kegiatan pendakian. Dihadapkan pada kenyataan itu aku tidak bisa begitu saja mengurungkan niatku. Karena akses via Tumpang, Malang tertutup, aku punya alternatif lain yaitu memulai pendakian dari kawasan Gunung Bromo, dengan resiko jarak perjalanan menjadi dua kali lebih panjang.

Tanggal 22 Maret 2006 pagi, setelah menginap semalam di Camping Ground Cemoro Lawang, dengan ijin hanya melakukan Hiking ke Ranupane, aku memulai perjalanan melewati Lautan Pasir Bromo. Setelah melewati padang savana kemudian melintasi tanjakan zig-zag untuk mencapai jalan beraspal yang menghubungkan Tumpang-Ranupane.

Setelah lebih 4 jam perjalanan, akhirnyasampai di perkampungan Ranupane ( 2200 Mdpl )disambut hujan yang semakin deras, sempat berteduh di pos pendakian yang kebetulan tidak ada petugas. Ketika hujan sudah mereda, aku mengambil keputusan meneruskan perjalanan ke Ranu Kumbolo. Berbagai rintangan menghadang mulai dari lebatnya belukar yang menutupi jalan setapak, batang pohon tumbang yang memaksaku merangkak untuk melewatinya, belum lagi lintasan yang longsor, juga hujan gerimis yang membuat basah kuyup kedinginan.
Menjelang petang aku sampai di Ranu Kumbolo ( 2400 Mdpl ), disambut 2 orang penduduk desa yang memancing.Mereka menawarkan tempat berkemah dekat gubuk ilalang yang mereka buat secara sederhana.

Pagi harinya penduduk Ranupane akan kembali ke desa dan menawariku untuk kembali saja bersama mereka. Melihat cuaca yang masih bersahabat, aku belam mempunyai alasan yang kuat untuk kembali. Bersamaan dengan keberangkatan mereka, sekitar jam 8 aku meneruskan perjalanan, mendaki Tanjakan Cinta, melintasi savana Oro-oro Ombo, kemudian masuk hutan di kawasan Gunung Kepolo. Setelah dua jam perjalanan sampai di pos Kalimati. beberapa saat istirahat, kemudian meneruskan perjalanan mendaki menuju Arcopodo.

Jam 11.05 sampai di Arcopodo ( 2900 Mdpl ), kemudian mendirikan tenda untuk beristirahat dan menghabiskan malam yang terasa sangat panjang ,berteman kesepian dan deru angin yang menerpa puncak.
Sekitar jam tiga aku terbangun dan bersiap melakukan Summit Attack. Suara angin dari arah Puncak Mahameru membuatkutercekam keraguan. Setelah memakai sepatu aku keluar tenda, seiring beberapa langkah kaki, keraguan yang menghantuiku perlahan memudar.
Beberapa saat setelah melewati Cemoro Tunggal, kabut tebal mulai menyelimuti membuat keraguan kembali menyerang, cahaya lampu kepalaku semakin meredup. Mendaki menapaki medan berpasir yang alurnya tidak jelas, melawan udara membeku juga rasa takut dan ragu dalam diri, aku terus berjalan mengerahkan semua energi yang kumiliki. Meskipun kabut masih tebal, suasana terang karena matahari yang mulai terbit. Sebuah papan peringatan yang roboh terlihat, dan juga tanda-tanda yang menunjukkan bahwa aku sudah dekat dengan apa yang kutuju.

Ketika lintasan mulai melandai, dan padang pasir yang luas terhampar di hadapanku. Aku terus berjalan menuju tonggak triangulasi yang merupakan titik tertinggi Puncak Mahameru ( 3676 Mdpl ). Sejenak aku duduk tanpa tahu harus melakukan apa lagi, jam menunjukkan pukul 05.20. Sejenak menikmati sebagai orang yang berdiri paling tinggi di Pulau Jawa. Sempat mengambil beberapa gambar diri dengan bantuan tripod dan pengatur waktu kamera. Tidak lupa bersujud kepada sang pencipta yang masih memberikan perlindungan.

Melangkah turun perlahan sambil memikirkan setengah perjalanan akhir yang panjang dan meyakitkan dengan sisa-sisa tenaga yang telah terkuras. Setelah menginap semalam lagi di tengah perjalanan sebelum akhirnya benar-benar selamat keluar dari alam liar sampai kembali di peradaban, aku menghabiskan waktu lebih dari 48 jam tanpa bertemu dan berkomunikasi dengan orang lain, sejak berpisah dengan pemancing di Ranu Kumbolo.

Di Pos Ranupane aku sempat dimarahi salah seorang petugas karena kelancanganku, segera aku meminta maaf atas kesalahanku yang kusengaja. Aku tidak bermaksud meremehkan larangan Taman Nasional, tetapi apa yang kulakukan itu semata-mata untuk mencapai prestasi untuk diriku sendiri. Aku juga ingin meminta maaf secara terbuka kepada TNBTS khususnya dan Pecinta Alam Indonesia pada umumnya karena telah melanggar kode etik yang ada.

Melalui pendakian solo aku menemukan suatu jenis pendakian yang aku sukai, karena dalam pendakian seperti itu aku lebih merasakan kedekatan dengan Sang Pencipta, ketika mendaki sendiri tantangan yang dihadapi semakin berat, juga resiko yang mungkin kita dapatkan. Saat menghadapi kesulitan tidak ada yang dapat menolong kecuali Tuhan semata, Dialah satu-satunya yang menjadi pelindung dan penolong bagi para pendaki solo.

3 Comments:

Blogger ABS said...

nice story.
sampe sekarang mendaki semeru masih cita2ku semata.
nggak tau bakal kesampean atau nggak

10:49 PM  
Blogger Nurul Hida said...

wah saya belum berani naik gunung sendiri

8:40 PM  
Blogger Unknown said...

Keren petualangannya mas. Anda berani! Jadi pengen mendaki solo ke sana suatu hari nanti.

7:34 AM  

Post a Comment

<< Home


Free Hit Counter